Tidak Ada (Lagi) Kesempatan Kedua bagi Tim Kuda Hitam
Ada yang lain dengan Liga Champion kesempatan ini. Selain epidemi COVID-19 yang masih tetap menempa hingga membuat laga harus diadakan tanpa ada kedatangan pemirsa, UEFA sebagai pelaksana pertandingan paling besar di benua biru itu mengubah ketentuan pertandingan yang telah masuk babak delapan besar atau perempat final ini.
Jika pada beberapa tahun awalnya set perempat final dilaksanakan dalam dua leg, kandang serta tandang, karena itu kesempatan ini laga cuma akan berjalan sekali saja. Siapa yang kalah pada sebuah laga itu akan luruh, sebaliknya yang menang akan langsung meluncur ke babak semi-final.
Perisitiwa comeback Liverpool FC tahun kemarin pada FC Barcelona tidak berlangsung lagi kesempatan ini. Begitupun La Remontada FC Barcelona atas Paris Saint-Germain (PSG) tidak berulang-ulang. Siapa yang kalah di kesempatan pertama tidak mempunyai lagi peluang ke-2.
Hingga tiap team yang sukses meluncur sampai babak ini harus selekasnya capai pucuk performnya. Tidak menanti putaran kedua. Tidak dapat lagi menanti keuntungan pertandingan kandang diadakan. Berikut ujian sebenarnya untuk ke arah the real champion.
Barcelona, Bayern Muenchen, RB Leipzig, Atletico Madrid, Man. City, Lyon, Atalanta, sampai PSG bukan team-team asal-asalan yang beraksi di set 8 besar Liga Champion kesempatan ini. Mereka sudah sukses mengalahkan lawan-lawan hebat pada babak awalnya.
Antara team-team itu beberapa nama seperti Leipzig serta Atalanta termasuk juga untuk team yang baru kali pertamanya menginjakkan kaki di perempat final pertandingan elit ini.
Belum pasti prestasi hebat ini dapat mereka ulangilah untuk beberapa tahun akan datang. Satu peluang langka yang seharusnya dapat mereka gunakan sebaik-baiknya.
Ditambah lagi ke-2 team itu selama ini belum mempunyai reputasi juara di pertandingan domistik. Tidak sama sekali dengan team-team yang lain yang telah berkali-kali mengumpulkan piala juara di liga semasing. Tetapi disini salah satunya bagian menariknya, team-team surprise sering jadi rintangan besar untuk ditaklukkan oleh team-team favorite juara.
Semangat Now or Never mungkin sudah merasuk dalam diri tiap team "biasa" yang dapat berkompetisi dalam level paling tinggi pertandingan. Buat Leipzig serta Atalanta, peluang mereka hanya saat ini atau mungkin tidak benar-benar. Leipzig lambat atau cepat akan ditinggal bintangnya seperti Timo Werner yang sah berlabuh ke Chelsea.
Leipzig di tahun kedepan peluang tidak lagi sama. Ditambah lagi pelatih bertangan dingin mereka, Julian Nagelsmann dapat kapanpun dicomot oleh team besar lain. Mumpung saat ini ada peluang Leipzig harus berprestasi setinggi kemungkinan.
Setali tiga uang dengan Atalanta. Club asal Kota Bergamo Italia ini "tidak umumnya" dapat capai prestasi tinggi seperti saat ini. Pada pertandingan Liga Italia musim ini mereka masih menempati tempat elit sampai akhir musim. Tetapi perolehan mereka di Liga Champion sekarang ini termasuk juga yang paling baik dibanding yang sebelumnya.